Postingan ini ada untuk meyakinkan gue bahwa kelebatan-kelebatan kejadian yang gue alami tadi siang bukanlah bagian dari mimpi absurd seperti biasanya.
Wanda hari ini pulang. Ke kampung halamannya. Harusnya gue tidak sedih, she is gone for good. I shouldnt be. Kadang-kadang, gue bingung. Apakah gue terlalu dalam mengingat segala sesuatunya, atau ya mungkin beberapa orang memang tidak ditakdirkan untuk dengan gampang bisa gue lupakan. So yah. Aneh rasanya, mengantar kepulangan seorang teman dekat yang barangkali mungkin tidak akan kembali dan bertemu lagi (kecuali suatu hari nanti gue menjadi aktifis pembela hak-hak orangutan atau pengen berlibur ke pulau  Derawan). Kalimantan nggak pernah ada dalam bayangan gue sekalipun sebagai tempat yang akan gue kunjungi suatu hari nanti. Jadinya ya aneh. Rasanya kaya lo melepaskan sesuatu yang memang sudah memasuki masa kadaluarsanya, tapi toh elo tetap aja merasa aneh. 
I mean…lets talk about her, the good things of her. Dia temen pertama yang gue kenal di masa ptmb kampus, jadi kenal deket, main bareng and so on and so on. Berantem jelas sering. Diem-dieman apalagi. Tapi toh ternyata mau gue dan dia berantem sampai separah apa juga ujung-ujungnya melebur nyantai lagi. Dia seorang teman yang bisa mengimbangi brainstorming gue dan memiliki kadar realistis yang kadang ga gue duga. Dia seorang teman yang bisa memberi rasa aman buat gue. Bukan aman dalam artian jagain gue atau apapun, tapi aman dalam hal……entahlah. Gue gabisa define. Tapi ketika lo temenan ama dia, lo ngerasa aman aja. Lo ngerasa kaya apapun yang dia lakukan nggak akan bisa menyakiti elo. Lo ngerasa bahwa bersama dia lo akan ngerasa secure dari pikiran-pikiran negatif tentang kemungkinan yang ada dari seorang teman. Lo ngerasa bahwa dia tidak ‘berbahaya’.Ya aman aja. Gimana sih? Perasaan tenang dan tanpa prasangka negatif yang bikin lo yakin kalau semuanya bakal oke aja. Bakal santai aja. Mungkin agak susah ya nemuin perasaan kaya gitu ditengah keadaan dunia yang makin penuh backstabbing sana sini. Hmph. 

Its still weird. Ketika gue dan beberapa teman gue mengantar dan menemani Wanda di bandara sampai beberapa waktu tertentu. Sebelum akhirnya ritual perpisahan seperti biasa dan dadah-dadah. 
Gue sok cool sih tapi. Gue bilang “Alah, ntar seminggu juga udah lupa.” Dan gue beneran berharap “Alah, ntar seminggu juga udah lupa.” itu terjadi semudah diucapkannya. Nyatanya toh gue baru saja melepas pulang salah seorang teman terbaik yang gue kenal, untuk kesekian kalinya. Teman yang saking ‘kenal’ dan ‘terbiasanya’ jadi lebih terasa seperti saudara kandung lo sendiri. Pernah nggak sih ngalamin?

 Too many good things to be told, but well yeah, seems like kebersamaan bersama beberapa orang terbaik memang memiliki tanggal kadaluarsanya sendiri-sendiri ya.

Yang pasti, setiap malam mulai hari ini nanti, nggak akan ada lagi yang berisik di jok belakang motor gue, yang ngajakin dan bisa diajakin main hampir tiap malam dan cerita absurd gajelas selama di jalan. 

“Ah lebay lo, Nic. Temen lain masih banyak kali.”
Yaiya. Kita bisa kenal sama siapa aja. Bisa temenan sama siapa aja. Tergantung tingkat kebutuhan dan tingkat kepalsuan kita.

Tapi berapa banyak orang yang bisa bikin kita temenan karena kita ya emang mau aja? Karena yaa…its just feels right to be with them? Gue bicara teman loh ya. Bukan dalam rangka hitung-hitungan untung dan rugi.

Well.

Not many. 

Sooo yeah. Its absolutely weird. Saking singkatnya kejadian-kejadian tadi got me thinking that….hah, nih Wanda beneran udah balik nih? Ga ketemu lagi nih? Anjir baru aja semalem gue tidur bareng ama dia ama Bella di kostan.
😥
Gue sadar gue nggak banyak memposting tentang teman-teman gue di blog ini, dan kapan terakhir kali gue pernah melakukannya pun gue udah lupa. But yeah, postingan ini gue dedikasikan buat elo wan, yang berminggu menjelang kepulangan lo, lo selalu bawel tentang “Ih, kalian ga pada kangen sama aku po??”. 
Of course we’ll miss you. Terutama gue. Karena ya kita berdua lebih sering ngabisin waktu buat ge-gaje-an daripada sama yang lain kan ya. Hahaha. Dan postingan ini ga akan gue apus. I swear.

So yah. 

Nanti kita pasti bisa lah ya ketemu lagi Wan. Mungkin. Im a fucking pessimist but goddamn realistic at the same time. So yah. Semoga aja nanti kalau ketemu lagi–kalau emang bisa ketemu lagi–, kita nggak bakal sapa-sapaan dengan cara formal dan asing. Semoga aja kita masih bakal ‘kenal’, dan bukan sejenis ‘kenal’ yang cuma sebatas ‘kenal’ di simpan kontak nama ataupun medsos doang. Hahahahaha.  

Im gonna miss this kind of “Mon, ke kost geh, youtuban yuk di kamar Bella.” and “Mon dimana? Main yuk. Bosen ihh. Ntar kalo udah otw kabarin ya.”

Yaampun, gue nggak sama sama bareng kembaran gue lagi sekarang. Nanti orang-orang di kampus bakal bilang apa ya wan? 
Hahahahaha 🙂
-junk